Agung Saputra, Santri Berprestasi Jadi Wisudawan Terbaik FK UIN Jakarta
Agung Saputra, Santri Berprestasi Jadi Wisudawan Terbaik FK UIN Jakarta

FK Online,- Pada hari Minggu, 24 Februari 2019 menjadi hari yang spesial bagi Agung Saputra, pria yang akrab disapa Agung ini lahir di Makassar 12 Desember 1997. Ia di nobatkan menjadi wisudawan terbaik Fakultas Kedokteran pada gelaran wisuda ke-111 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu-Minggu (23-24/2/2019)

Alumni Pondok Pesantren An-Nahdlah Makassar ini, meraih IPK tertinggi 3,49 diantara 94 mahasiswa/wi Fakultas Kedokteran yang ikut di wisuda. Ia, merasa senang dan bangga lantaran perjuangan untuk lulus sarjana kedokteran tidak lah mudah, mulai dari ikut seleksi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) sampai akhirnya masuk Fakultas Kedokteran.

"Saya masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB). Saya suka dengan pelajaran biologi saat Madrasah Aliyah dulu sehingga saya memilih Prodi Kedokteran sebagai pilihan pertama saya. Alhamdulliah berkat doa kedua orang tua dan ridho Allah SWT saya diterima di Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015". ungkapnya

Masa perjuangan selanjutnya Agung rasakan ketika dia merasa kurang percaya diri harus bersaing dengan temen-temen seangkatanya yang lulus dari jalur SMA. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat ia untuk bersaing secara kompetitif.

"Saat awal kuliah saya merasa kurang percaya diri karena saya berasal dari pesantren dengan tingkat ilmu pengetahuan umum yang minim dibandingkan dengan teman lulusan dari SMA, akan tetapi hal tersebut tidak membuat saya berdiam diri justru membuat saya bersemangat untuk terus bekerja keras mengimbangi teman-teman saya, karena saya percaya bahwa tidak ada orang yang bodoh di dunia ini yang ada cuman orang malas. Berkat doa kedua orang tua & kerja keras akhirnya saya dapat menjadi wisudawan ke-111 terbaik dari FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta". tambahnya

Anak ketiga dari 3 bersaudara ini menceritakan tips belajarnya, mengingat menjadi mahasiswa Kedokteran terkenal dengan slogan sulit masuk dan sulit keluar. "Menurut saya dalam belajar kita harus tau model belajar kita sendiri, apakah kita masuk kategori visual, audiotorik, kinetik, atau gabungan. Setelah tahu model belajarnya, kita mesti bisa mengatur waktu belajar serta target yang ingin dicapai (impian). Dan tidak kalah penting do'a kedua orang tua kita dan guru di pesantren". tandasnya

Rencananya setelah mendapatkan gelar dokter, ia ingin melanjutkan studinya menjadi dokter spesialis penyakit dalam konsultan Hematologi-Onkologi Medik. (md)