Fakultas Kedokteran UIN Mengadakan Matrikulasi Santri
FK Online. Fakultas Kedokteran UIN Jakarta memulai program matrikulasi bagi 10 mahasiswa baru yang terdiri dari 8 mahasiswa beasiswa Kementrian Agama melalui program PBSB dan 2 siswa dari program kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya untuk tahun akademik 2018/2019. Program matrikulasi diberikan agar peserta memiliki bekal sains dasar sekaligus mengenal suasana pembelajaran di FK UIN Jakarta. Kamis (9/8/2018) Pembukaan dibuka langsung oleh Dekan FK UIN Jakarta yang di wakili oleh Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Umum, dr. Fika Ekayanti, DKK., M.Med.Ed didampingi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama dr. Flory Ratna Sari, Ph.D. Turut hadir dalam pembukaan, Kasubdit Pendidikan Diniyah mewakili Pendidikan Diniyah dan Pontren Kementerian Agama Dr. Ahmad Zayadi M.Pd dan Walikota Palangkaraya Dr. H. M. Riban Satia S.Sos., M.Si. Dalam sambutanya, Fika mengatakan, bahwa program Matrikulasi ini menjadi berkah bagi para santri yang lulus beasiswa karena belajar lebih dahulu dibanding temen-temennya yang mau masuk FK UIN. Hal ini agar peserta memiliki bekal sains dasar sekaligus mengenal suasana pembelajaran di FK UIN Jakarta. Senada dengan hal itu, menurut Flori, para peserta matrikulasi ini akan dibekali materi sains dasar yang memadai sekaligus akan dikenalkan dengan sistem pembelajaran di lingkungan FK UIN serta fasilitas-fasilitas yang ada di lingkungan FK. Sehingga para santri bisa lebih nyaman merasakan atmosfer akademik di lingkungan FK yang dimana sebelumnya selama bertahun-tahun hidup disuasana pesantren. Sementara dalam sambutanya, Ahmad Zayadi mengatakan, menjadi santri berprestasi itu mestinya ia punya semangat dan cita-cita yang tinggi dibanding mahasiswa yang lain, mengikuti petunjuk guru (irsyad ustadz) seraya ia mengutip nadzom dalam kitab Ta'lim Muta'alim karya Al 'alamah Syaikh Burhanuddin Az-Zarnuji. "Karena tantangan santri kedepan tidak cukup hanya sebatas faqih fii diin, tapi bagaimana mengimplementasikan teks-teks keagamaan dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mengambil peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai contoh ada problem pendidikan, kesehatan dll. Disinilah nantinya santri dokter itu menjadi faktor distingtif, ia cakap dalam agama serta mampu bersaing dalam ilmu sains kedokteran dan tidak kalah penting menjadi dokter yang berakhlakul karimah." Tambahnya (md)