Festival Ramadhan 1446 H Fakultas Kedokteran Gelar Tabligh Akbar
Jakarta, Berita FK Online - Selama bulan Ramadhan 1446 H, Fakultas Kedokteran adakan kegiatan Festival Ramadhan, dimana salah satu rangkaian kegiatan tersebut adalah Tabligh Akbar dengan tema "Ramadhan Membangun Integritas Mental, Spiritual dan Intelektual" yang di gelar di Masjid kebanggaan Fakultas Kedokteran yaitu Masjid Taajul Ilmi. Jum'at (14/03/2025)
Hadir sebagai pembicara Prof. Dr. Oman Fathurahman M,Hum Guru Besar Filologi Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al Hamidiyah. Dalam agenda ini dihadiri pula segenap pimpinan dan civitas akademika Fakultas Kedokteran.
Dalam penyampaian materi Tabligh Akbar tersebut, Prof Oman menyampaikan pentingnya sebagai seorang Muslim yang menjalankan Puasa dengan Ikhlas dan menjadi Pribadi yang berintegritas.
"Pada kesempatan Tabligh Akbar ini sesuai dengan tema, saya ingin memfokuskan pembahasan bagaimana seorang Muslim dalam rangka menjalankan ibadah Puasa Ramadhan dengan Ikhlas dan menjadi Pribadi yang berintegritas sehingga puasanya menjadi puasa yang paripurna atau dalam kata lain menjadikan kita ber-Taqwa" terangnya
"Hal yang miris kita saksikan di negeri kita ini adalah krisis integritas, dimana kita saksikan dunia akademik adanya plagiarisi karya ilmiah, "obral " gelar akademik misalnya. Berikutnya kita lihat di media banyak berita tentang paling percaya agama, paling tinggi pula korupsinya. Tentu hal ini tidak sejalan dengan prinsip-prinsip manusia yang berintegritas. Maka dari itu kita semestinya introspeksi diri sejauh mana kita mengenal diri kita dengan Tuhan-nya. Ada ungkapan "Barang siapa yang mengenal dirinya, niscaya ia mengenal Tuhannya" (man arafa nafsahu arafa rabbahu) adalah ungkapan yang populer dalam tasawuf Islam, yang menekankan pentingnya mengenal diri sendiri untuk mengenal Tuhan". tambahnya
"Artinya sudah seharusnya seorang Muslim secara intelektual (berpikir) wajib tahu tentang mengenal siapa dirinya, mengenali secara anatomi tubuh kita sehingga kita tahu tubuh bagian mana yang dikendalikan saat berpuasa, elemen tubuh apa yang penting, tubuh dikatakan sehat jika dalam situasi seperti apa dan apa yang terjadi jika tubuh manusia sudah tidak berfungsi, dan proses mengenal fisik diri saja belum cukup. Maka selanjutnya perlu juga melakukan muhasabah sebagai langkah awal integrasi spiritual dengan cara tahu apa hakekat diri manusia, dari mana asalnya, apa tujuan hidup manusia di dunia, apa yang secara hakiki membuat manusia bahagia, bagaimana puasa Ramadhan mempengaruhi kualitas diri dan kemudian interitas manusia. Alhasil, seorang muslim yang berintegritas artinya dia yang pintar (intelektual) yaitu mampu menjaga dorongan syahwat/keinginan dan kebutuhan jasmaninya (mental) dibarengi dengan kesadaran (spiritual) sesuai dengan perintah dan larangan Allah swt dan Rasul-Nya". sambungnya (emde)