Modul Baru Unggulan dan Khas FK UIN Jakarta Geriatrics and Hajj Pilgrims Medicine dibuka oleh Wakil Menteri Kesehatan RI
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meluncurkan modul baru Geriatrics and Hajj Pilgrims Medicine. Modul yang merupakan modul unggulan dan khas FK UIN ini dimulai pertama kalinya pada tanggal 4 April 2022. Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD berkenan memberikan Pengantar Modul Geriatri dan Kedokteran Haji serta sekaligus membuka secara resmi modul ini.
Modul Geriatrics and Hajj Pilgrims Medicine merupakan salah satu modul dari rangkaian modul Kurikulum 2019 Program Studi Kedokteran FK UIN pada tahap Medical Sciences. Modul dilaksanakan setiap semester VI selama 6 minggu dengan total 5 SKS. Kurikulum 2019 menerapkan muatan lokal UIN Syarif Hidayatullah yang sesuai dengan prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan metode problem based learning atau pembelajaran dengan berbasis masalah.Ruang lingkup yang dipelajari secara komprehensif dan sistematis dalam modul ini adalah aspek kesehatan dan penyakit yang sering ditemui pada usia lansia khususnya yang sedang melaksanakan ibadah haji. Konsep teoretik ini diintegrasikan secara horizontal dan vertikal berlandaskan ilmu biomedik, kedokteran klinik, humaniora, dan kedokteran komunitas. yang melibatkan semua sistem organ.
Ilmu geriatri merupakan cabang ilmu kesehatan yang berfokus pencegahan sampai penanganan penyakit dan gangguan kesehatan tertentu akibat atau yang berhubungan penuaan. Saat ini Indonesia mulai memasuki periode populasi menua, dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia ( lansia) diatas 60 tahun yaitu 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%) pada tahun 2035, Pasien geriatri memiliki sejumlah karakteristik atau ciri yang membedakannya dari pasien dewasa sehingga memerlukan pendekatan dan pengelolaan khusus pada pasien geriatri secara holistik atau menyeluruh melalui pengkajian dan intervensi secara berkesinambungan terhadap kondisi biologi fungsional-psiko kognitif dan sosial ekonomi, dengan pendekatan interdisiplin serta memperhatikan aspek kuratif, rehabilitatif, preventif, dan promosi dalam penatalaksanaannya sehingga tercapai derajat kesehatan optimal.
Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha’ah antara lain mampu secara materi, fisik dan mental. Pelaksanaan ibadah haji di Indonesia merupakan hal yang harus ditangani secara serius karena jumlah seluruh jemaah haji asal Indonesia yang tinggi yaitu sebanyak 231.000 pada tahun 2019 dengan sekitar 60 % diantaranya adalah dari golongan lanjut usia, selain juga menyangkut kesejahteraan lahir-batin jamaah haji dan martabat bangsa Indonesia di luar negeri. Penyelenggaraan ibadah haji memerlukan manajemen pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap jamaah haji khususnya di bidang kesehatan melalui penyempurnaan sistem dan manajemen kesehatan penyelenggaraan ibadah haji agar jamaah haji lebih siap dan mandiri dalam menunaikan ibadah haji. Menurut Keputusan Menkes RI tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia, maka petugas Tenaga Kesehatan Haji (TKHI) merupakan salah satu faktor yang sangat penting karena turut berperan dalam menentukan sukses tidaknya Pelayanan Kesehatan Haji secara keseluruhan. Oleh karena tujuan yang harus dicapai pada pembelajaran atau kurikulum kedokteran haji diantaranya menyiapkan jamaah haji yang siap atau mampu untuk pergi haji atau dikenal dengan istitha’ah, memahami faktor risiko kesehatan jamaah haji, menjaga jamaah haji dalam kondisi sehat baik selama di Tanah Air, dalam perjalanan maupun selama berada di Tanah Suci dan juga setelah pulang, mencegah terjadinya transimisi penyakit menular keluar atau masuk ke Indonesia melalui jamaah haji dan memaksimalkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji.
Untuk mencapai pembelajaran atau kurikulum FK UIN Jakarta mengundang berbagai narasumber untuk kuliah dan temu pakar yaitu Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama RI dengan materi kebijakan penyelenggaraan haji masa pandemi, Rektor UIN Syarif Hidayatullah dengan materi Pengantar Ibadah Haji dan Tim Pusat Kesehatan Haji (PUSKES HAJI) Kemkes RI yang memberikan materi pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap jamaah haji khususnya di bidang kesehatan, selain itu juga ada narasumber dari Program Studi Kedokteran Penerbangan FKUI tentang peran kedokteran Penerbangan pada perjalanan Haji dan Umroh dan narasumber Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah tentang Kesehatan Mental pada Jamaah Haji
Dengan adanya modul Kedokteran dan Kesehatan Haji dapat terwujud dokter muslim lulusan FK UIN yang mumpuni dan kompeten sebagai dokter Haji sesuai dengan visi-misi Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk Menjadi Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter yang otonom dan unggul dalam riset integrasi kedokteran dan keislaman terutama bidang kedokteran haji di Indonesia pada tahun 2022.
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga sudah menjadi satu-satunya FK yang bekerja sama dengan PUSKES Haji Kemenkes RI dalam penilaian atau asesmen ilmiah mengenai penyelenggaraan Kesehatan Haji masa pandemi tahun 2022 dan selanjutnya akan dibentuk Pusat Kajian Kedokteran Haji dan Umroh Indonesia.[ FNA]