Tingkatkan Publikasi Penelitian, FK UIN Gelar IMMAN 2019
Jakarta - Publikasi penelitian merupakan tonggak utama institusi pendidikan yang bereputasi. Dalam rangka mengejar reputasi dalam publikasi penelitian dan meningkatkan kesertaan dosen dalam kegiatan ilmiah dan penelitian, Fakultas Kedokteran bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) menggelar The 1st Integrated Medical Meeting and Network (IMMAN) 2019 pada tanggal 11 dan 12 Oktober 2019 di Hotel Santika Premiere Bintaro. Acara diawali pada tanggal 11 Oktober dengan kegiatan Pre-Conference Updating Knowledge on TB Diagnostic, Treatment and Prevention To Support TB End Strategy 2030 yang dibuka oleh Dr. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid selaku kepala Program Studi Kedokteran dan pelatihan Simultaneous Detection of Mutation in One PCR Reaction yang dibuka oleh Chris Adhiyanto, M.Biomed, Ph.D selaku Kepala Laboratorium yang merangkap sebagai Ketua Panitia IMMAN 2019. Acara yang melibatkan seluruh mahasiswa dan dosen ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan dosen selaku calon dokter maupun dokter dalam melakukan eradikasi TB di Indonesia.
Konferensi dilanjutkan pada keesokan harinya dengan melibatkan peneliti dari berbagai negara. Pada kesempatan ini, ketua LP2M, Drs. Jajang Jahroni, MA, Ph.D membuka acara IMMAN 2019 dengan resmi.
“Komunikasi antara peneliti seperti ini harus terus dilanjutkan karena merupakan tradisi yang baik. Khusus kedokteran, makna integrated ini merupakan kesempatan ilmu kedokteran berintegrasi dengan ilmu lainnya. Beberapa yang menarik untuk dikaji antaranya adalah Thibbun Nabawi atau praktik kedokteran pada jaman Nabi SAW.” lanjut Ketua LP2M dalam sambutannya. Ke depan acara-acara ini akan semakin ditingkatkan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Turut membuka adalah Wakil Dekan Administrasi dan Umum, dr. Fika Ekayanti, M.Med.Ed, DFM. Dalam sambutannya, Wakil Dekan Adum ini menyampaikan bahwa IMMAN 2019 merupakan acara FK yang bisa menjadi ajang pertukaran perkembangan ilmu sehingga dosen terbiasa meneliti dan melakukan publikasi.
Kegiatan IMMAN 2019 terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama melibatkan pakar herbal Prof. Dr. dr. Erni Hernawati, MS dari Universitas Indonesia dan Dr. Melfei E. Bungihan dari Quirino State University Philipina. Dalam sesi yang dipandu dr. Marita Fadhillah, Ph.D ini, kedua pembicara menyampaikan pentingnya penemuan-penemuan baru antibiotik baik dari herbal maupun dari sumber lain seperti fungi endofit. Mencari bahan aktif yang berpotensi anti-mikroba semakin diperlukan sehubungan dengan semakin meningkatnya resistensi antibiotik. Sesi kedua melibatkan pakar dr. Erike Suwarsono, Sp.MK dan UIN Jakarta, Assoc. Prof. Dennis Nurjadi, MD dari University Heidelberg dan Dr. Zul Azlin Razan, MD dari Universiti Sains Islam Malaysia. Dalam sesi yang dipandu dr. Flori Ratna Sari, Ph.D ini ketiga pakar memaparkan semakin meningkatnya resistensi antibiotik dan mutasi mikroorganisme di dunia yang berujung pada semakin sedikitnya antibiotik yang poten dalam membunuh mikroorganisme patogen. Pemakaian antibiotik yang rasional dan optimal merupakan salah satu cara mencegah semakin banyaknya resistensi antibiotik. Kegiatan ini ditutup dengan presentasi ilmiah dari penelitian dosen. (Olie)